Sejarah berdirinya
SMA Bhakti Praja Adiwerna
Berdirinya
SMA Bhakti Praja Adiwerna berkaitan erat dengan keberadaan SMEA Bhakti Praja
Talang yang bertempat di Jalan Raya Pegirikan Kecamatan Talang, Kabupaten
Tegal. Nama SMA Bhakti Praja dahulu dikenal sebagai SMA PEMDA karena sekolah
ini di kelola oleh PEMDA Kabupaten Tegal. SMA PEMDA Talang adalah sebuah
sekolah yang telah berdiri sebelum adanya SMA PEMDA Adiwerna.
Pada
awalnya SMA PEMDA Talang di Pegirikan pada tahun ajaran 1981/1982 menerima
pendaftaran murid baru pada waktu itu meluap hingga mencapai 9 Kelas. Pada
peraturannya penerimaan murid baru pada sekolah kejuruan khususnya SMEA
terbatas hanya diperkenankan 4 kelas oleh DEPDIKBUD. Sehingga dengan demikian
terdapat kelebihan kelas. Untuk mengantisipasi keadaan yang demikian, maka dari
pihak pengurus SMA PEMDA Kabupaten Tegal memutuskan untuk mendirikan SMA PEMDA
Adiwerna untuk menanggulangi kelebihan kelas.
SMA
Bhakti Praja Adiwerna berdiri pada tanggal 15 Desember 1981 dengan nama SMA
PEMDA yang bertempat di pedukuhan Singkil, Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna.
Jumlah siswa pada saat itu sebanyak 217 siswa yang terbagi menjadi 135 Siswa
Putra dan 82 Siswa Putri, dan terbagi menjadi 3 kelas. Sedangkan tempat belajar
mengajar berada di SMEA PEMDA Pegirikan.
Selanjutnya
dengan SK Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tegal No. 424/8260, tanggal 18
Desember 1982 yang pada saat itu Bapak Hasyim Dirjo Subroto menjabat sebagai
Bupati Tegal, menguatkan keberadaan SMA PEMDA dan menunjuk Drs. Muchidin
Firdaus sebagai Kepala Sekolah.
Setelah
beberapa tahun berjalan, ternyata keberadaan SMA PEMDA Adiwerna mendapat
sambutan yang positif dari masyarakat terutama di Kabupaten Tegal. Terbukti
dengan meningkatnya jumlah siswa yang diterima di setiap tahunnya seiring
dengan meningkatnya kualitas SMA PEMDA.
Dengan
melihat pesatnya kemajuan sekolah, pihak panitia pendiri dengan ketua Bapak
Imam Sunyoto, BA. Selaku wedana Adiwerna meminta bantuan Kepada Bupati KDH
Tingkat II Tegal agar sekolah tersebut dapat berdiri sendiri. Akhirnya Bupati
menyerahkan sebidang tanah kuburan Tionghoa di Desa Adiwerna seluas ± 1300 m2
sebagai lokasi pembangunan gedung SMA PEMDA Adiwerna melalui SK
Bupati No. 593/3046/1983, tanggal 30 Januari 1983. Sejak itulah pembangunan
gedung SMA PEMDA Adiwerna dilaksanakan tahap demi tahap, sehingga memiliki 24
Ruang Kelas, 1 Ruang Laboratorium, 1 Ruang BP/BK, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Ruang
Kepala Sekolah, 1 Ruang Guru, 1 Ruang Musholah, 1 Ruang Komputer, 2 Ruang
WC Guru dan Siswa serta kamar mandi.
Adapun
jumlah kelas dan siswanya adalah sebagai berikut : Kelas 1 sebanyak 6 Kelas
terdiri dari 95 Putra dan 127 Putri. Kelas 2 sebanyak 5 Kelas terdidi dari 73
Putra dan 54 Putri, Kelas 3 sebanyak 9 Kelas terdiri dari 139 Putra dan 202
Putri. Pada tanggal 11 Maret 1985, SMA PEMDA berubah nama menjadi SMA Bhakti
Praja kemudian berubah menjadi SMU Bhakti Praja dan kini kembali lagi menjadi
SMA Bhakti Praja.
Sedangkan Kepala Sekolah yang pernah memimpin di SMA
Bhakti Praja Adiwerna adalah:
- Tahun 1981 s.d. 1985 : Drs. Muchidin Firdaus
- Tahun 1985 : Ramadhan, B.A
- Tahun 1985 s.d. 1993 : Drs. Catur Budi Santoso
- Tahun 1993 s.d. 1995 : Drs. Nurhadi Kaelan, SH
- Tahun 1995 s.d. 2005 : Drs. Warto
- Tahun 2005 s.d. 2013 : Drs. Nurhadi Kaelan, SH
- Tahun 2013 s.d. 2014 : Hanu Budi Suranto, SE
- Tahun 2014 s.d. 2020 : Drs. H. Jalaludin Akbar
- Tahun 2020 s.d. sekarang : Bapak Susilo, S. Pd.
Ramadhan, B.A |
Drs. Nurhadi Kaelan, SH |
Drs. Warto |
Drs. Catur Budi Santoso Hanu Budi Suranto, SE Drs. H. Jallaluddin Akbar Bapak Susilo, S. Pd. |
Struktur Organisasi SMA Bhakti Praja Adiwerna
Pengorganisasian (Organizing) merupakan penyusunan Struktur
Organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber data yang dimilikinya,
dan lingkungan yang melengkapinya. Struktur Organisasi (design organisasi)
dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi
yang dikelola.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, maupun orang-orang yeng menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang,
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) suatu kerja.
Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan SMA Bhakti
Praja Adiwerna dapat melaksanakan fungsinya untuk turut mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Posting Komentar